Saterdag 30 Maart 2013



A.    PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajri tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Pada intinya psikologi disebut ilmu jiwa. Jika kita berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyama adalah daya jasmaniah yang keberadaannya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah atau organic behavior, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh proses belajar. Misalnya ‘insting, refleks,nafsu, dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang besifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi adalah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang di mungkinkah oleh keadaan jasmaniah, rohaniah,sosial dan lingkungan.
Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala manusia.

B.     PENGERTIAN SIKAP
1)      Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif  (favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu.
2)      D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
3)      La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
4)      Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.


Sikap merupakan respon (perasaan) seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Seseorang pun dapat menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti ia terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu dan Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian.
Sikap dikembangkan dalam tiga model di antaranya:
1)      Afeksi
Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu.
2)      kecenderungan perilaku
Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu
3)      kognisi
Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap.

Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya. Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat irasional.
“Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas sebelumnya.”
Sikap dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman. Tesser (1993) berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung.
“Sebagai contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi ekstrovert, maka sikapnya terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi. Sikap seseorang juga dapat berubah akibat bujukan. Hal ini bisa terlihat saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang.”
Sikap adalah Segalanya, Sikap merupakan suatu hal kecil, tetapi dapat menciptakan perbedaan yang besar,  Sikap berperan sangat penting terhadap kesuksesan atau kebahagiaan seseorang. Untuk sukses, sikap merupakan hal yang  sama  pentingnya dengan kemampuan dimana  Kemampuan merupakan sesuatu apa yang  mampu anda lakukan dan di di iringi oleh Motivasi dalam menentukan apa yang Anda lakukan. Dan Sikap menentukan seberapa baik Anda melakukannya.
C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
1.      Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
2.      Kebudayaan
Pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang, Kepribadian tidak lain dari pada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
3.      Orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain di motivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
4.      Media massa (Sebagai sarana komunikasi)
Berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.


5.      Institusi Pendidikan dan Agama
Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6.      Faktor emosi
Dalam diri Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama.
“contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka”


D.    PENGERTIAN PRASANGKA
Prasangka merupakan salah satu fenomena yang hanya bisa ditemui dalam kehidupan sosial. Munculnya prasangka merupakan akibat dari adanya kontak-kontak sosial antara berbagai individu di dalam masyarakat. Seseorang tidak mungkin berprasangka bila tidak pernah mengalami kontak sosial dengan individu lain. Akan tetapi prasangka tidak semata-mata dimunculkan oleh faktor sosial. Faktor kepribadian turut berperan dalam menciptakan apakah seseorang mudah berprasangka atau tidak. Walaupun faktor sosial sangat menunjang untuk menciptakan prasangka, belum tentu seseorang akan berprasangka karena masih tergantung pada tipe kepribadian yang dimiliki, apakah ia memiliki tipe kepribadian berkecenderungan berprasangka atau tidak
Jika muncul sebuah pertanyaan “Manakah yang lebih penting faktor sosial atau faktor kepribadian dalam menciptakan prasangka? Maka Jawabannya bisa keduanya sama penting atau bisa salah satu lebih penting. Apabila tekanan dalam melihat prasangka adalah konteks sosialnya, tentu saja faktor sosial merupakan faktor terpenting. Sedangkan bila konteks individu yang ditekankan, maka faktor individual bisa jadi dinilai lebih penting.
*      Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya rasa prasangka dan diskriminasi[1] dalam masyarakat.
Ø  Adanya sikap untuk saling terbuka
Sikap saling terbuka adalah dengan cara menyampaikan rasa ketidak sukaan kita kepada apapun, dan kepada siapapun dengan cara baik – baik. Ia walaupun nanti pada akhirnya akan timbul rasa kesal, dan marah.
Ø   dan sikap yang lapang
Sikap lapang dada dapat diartikan sebagai sikap untuk menerima apa adanya semua keputusan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah ataupun yang lainnya dan tidak boleh melakukan suatu tindakan yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain.

“Faktor lingkungan itu cukup berkaitan dengan munculnya suatu prasangka”





[1] diskriminasi itu merupakan suatu sikap yang melakukan suatu tindakan untuk menyelesaikan suatu masalah.

Aspect Ratio

Aspect Ratio: I'm always disappointed when 'Anamorphic Widescreen' doesn't refer to a widescreen Animorphs movie.